Difabel sangat erat kaitannya dengan keterbatasan fisik dan tidak bisa berkarya. Namun, anggapan tersebut tak berlaku bagi para difabel binaan Daarut Tauhiid (DT) Peduli Sulawesi Selatan (Sulsel).

Para difabel yang tergabung dalam pelatihan menjahit program Difabel Bisa Berkarya DT Peduli Sulsel membuktikan, keterbatasan fisik tak membuat mereka berhenti berkarya. Mereka tetap mengikuti pelatihan menjahit selama dua bulan dengan penuh semangat.

“Dari yang awalnya tidak tahu menahu tentang menjahit, mereka belajar dari mulai mengukur, menggaris pola, dan pada pertemuan terakhir mereka sudah mampu membuat pola bahkan beberapa karya mereka sudah terjual,” kata Kepala DT Peduli Sulsel, Mirah.

Mirah menjelaskan, pada pertemuan ke-14 lalu para peserta pelatihan difokuskan kepada pengembangan kemampuan menjahit mukena. Setelah mengikuti pelatihan, mereka akan mengikuti program lanjutan dan membuka peluang usaha.

“Insya Allah akan ada program lanjutan yaitu monitoring dan sudah ada yang akan menggunakan jasa mereka untuk pembuatan lima ratus mukena saat Ramadan nanti,” jelas Mirah pada Jumat (19/2). (Mirah/Astri)