Dipublish pada:
Rasulullah saw telah memberikan contoh kepada kita bagaimana mengasuh anak-anak. Yakni pola asuh yang didasari kasih sayang dan kelemahlembutan. Anak diasuh bukan dengan perilaku maupun kata-kata kasar yang mencederai harga dirinya.
Berikut ini beberapa contoh perilaku Rasulullah ketika mengekpresikan kasih sayangnya kepada anak-anak. Semoga kita semua bisa menjadikannya sebagai acuan dalam hidup ini.
Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya. “Wahai Rasulullah, apa gerangan yang menyebabkanmu menangis? Apakah sudah ada berita yang sampai kepadamu mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawannya?”
Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari ini ditimpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga banyak perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad saw kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “Janganlah kalian melupakan keluarga Ja’far, buatlah makanan untuk mereka karena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian Ja’far.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orangtuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.
“Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis dimakan suami ibuku, lalu aku diusir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih melihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.”
Baginda Rasulullah lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “Mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan diberinya pakaian yang paling indah, memandikan, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajaknya makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain sambil tertawa-tawa kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” Jawab anak itu, “Tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya. Tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, “Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap dipelihara oleh Rasulullah hingga beliau wafat. [ↄ]