Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Menikah Tanpa Cinta?
 

 

Menikah Tanpa Cinta?

Dipublish pada:

15-Dec-23
Teteh, kita kan tahu bahwa ghibah itu tidak diperbolehkan. Sedangkan di rumah saya mendengar mamah berghibah sama temannya. Lalu, bagaimana cara yang benar untuk menasihati orang yang lebih tua?Jawaban: Ghibah adalah salah satu perbuatan yang tidak terpuji dan dilarang dalam agama Islam. Ghibah diharamkan berdasarkan ijma’ dan termasuk dosa besar karena bisa mengakibatkan putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, dan tersebarnya aib. Bahkan dalam Al-Quran, Allah menyamakan orang yang melakukan ghibah dengan orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]: 12) Supaya tidak menyinggung perasaan ibu dan temannya, alihkan pembicaraan atau perhatian mereka sehingga ghibahnya terhenti. Boleh pada saat suasana yang nyaman, mengingatkan tentang bahaya ghibah. Bisa langsung dengan bahasa yang santun atau tidak langsung dengan memberikan buku yang mengupas ghibah atau memperdengarkan kajian. Semua itu dilakukan sambil doa minta tolong kepada Allah agar ibu dimudahkan mendapat hidayah-Nya.Saya pernah mendengar ketika sudah menikah lebih baik tinggal terpisah dengan orang tua. Lalu, bagaimana kalau posisinya ibu saya sendiri dan saya tidak tega untuk meninggalkannya seorang diri. Apa solusinya? Jawaban: Memang idealnya setelah menikah bisa hidup man diri dengan pasangan. Namun, ini tidak mutlak harus segera dilakukan. Semua situasional, tergantung pada kemampuan dan kondisi tiap keluarga. Adakalanya masih harus bersama salah satu orang tua karena memang masih diperlukan dan belum mampu untuk mandiri, misalnya. Apalagi dengan kondisi orang tua yang memang butuh untuk ditemani. Tidak ada salahnya tinggal dengannya. Semua itu perlu dikomunikasikan dengan bijak bersama pasangan. Bila niatnya tulus karena Allah, insya Allah akan banyak hikmah yang didapat. Selain dapat belajar bagaimana memulai berumah tangga, mengatur rumah dan lainnya, juga mendapat pahala birrul walidain, berbakti pada orang tua. Wallahu ‘alamSaya ingin menikah sesuai syariat Islam tanpa ada pacaran terlebih dahulu. Tetapi, masih ada keraguan dalam hati saya. Benarkan menikah tidak harus cinta?Jawaban: Menikah sesuai syariat Islam bukan berarti tidak dilandasi dengan cinta. Justru dalam Islam, menikah itu harus berlandaskan kasih sayang, cinta yang hakiki, dan cinta karena Allah SWT. Pacaran tidak menjamin terjalinnya cinta kasih sampai ke pernikahan. Selain tidak dibenarkan dalam Islam, pacaran pun bisa mendekatkan pada perbuatan yang tidak diridai-Nya. Tahapan taaruf menuju pernikahan, diharuskan pasangan saling mengenal. Tentu saja dengan tetap menjaga etika pergaulan yang dibolehkan. Tidak berkhalwat, menjaga diri dan hati masing-masing supaya tidak jatuh kepada perbuatan maksiat atau perbuatan yang tidak disukai Allah. Setelah itu lakukanlah istikharah. Minta petunjuk Allah untuk menguatkan keputusan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Bila pernikahan diniatkan untuk ibadah, insya Allah cinta kasih akan tumbuh dan berkembang kemudian. Karena masing-masing pasangan akan menjaga karunia Allah ini untuk kebaikan di dunia dan akhirat kelak. Wallahu ‘alam. Penulis: Betty Y. Sundari

Ditulis Oleh:

Administrator