Setiap manusia diciptakan Allah yang Maha
Sempurna dengan segala kelebihan. Allah karuniakan akal beserta tubuh dengan
anggota badan yang lengkap adalah bukti kesempurnaan-Nya. Namun, tak sedikit
manusia di muka bumi ini yang dilahirkan berbeda. Tidak lengkap anggota tubuh
atau dari kemampuan kognisi (akal) di bawah rata-rata manusia pada umumnya
(difabel). Apakah itu tandanya Allah tidak sempurna?
Jawabannya tentu bukan. Sebab Allah Maha Sempurna. Setiap makhluk termasuk
manusia diciptakan oleh-Nya dengan penuh kesempurnaan, memiliki kelebihan dan
keahlian. Termasuk sahabat kita (difabel) yang secara sudut pandang duniawi
memiliki kekurangan, namun Allah pun memberikannya kelebihan. Seperti peristiwa belum lama ini, viral di
media sosial seorang pemuda tunawicara. Saat diajak bicara, kata-katanya tidak
lancar. Namun Allah berikan kelebihan ketika melantunkan
Al-Quran. Lancar seperti halnya orang normal, bahkan suaranya pun merdu. Dulu mereka
disebut disabilitas, namun kini berubah menjadi difabel. Disabilitas memiliki
arti tidak memiliki kemampuan (diss ability) sedangkan difabel berarti memiliki
kemampuan yang berbeda (different ability). Manusia secara
fitrah ingin dihargai, dihormati, dipuji, disayangi, dan diakui oleh sesamanya.
Tak
terkecuali sahabat difabel. Walau secara lahiriyah mereka berbeda, namun
hakikatnya sama. Makhluk Allah yang memiliki dimensi serupa dalam aspek
sosial-kemanusiaan.Daarut Tauhiid (DT) Peduli adalah salah
satu lembaga filantropi yang berkonsentrasi pada pemberdayaan difabel. Program
ini sangat memanusiakan manusia, karena banyak sahabat difabel yang akhirnya
bisa percaya diri, tergali potensi, dan memiliki kelebihan dari yang sebelumnya
tertutup oleh kekurangan. Berawal dari kisah KH. Abdullah Gymnastiar
(Aa Gym) yang memiliki adik difabel. Aa Gym mendapatkan inspirasi dari kisah
perjuangan adiknya itu untuk mengenal Allah meski dalam keadaan terbatas. DT Peduli memiliki program yang concern
terhadap pemberdayaan difabel, namanya Difable Creative Centre (DCC). Di
dalamnya terdapat pelatihan bagi tunanetra seperti pijat, tahfiz dengan Quran
braile, pelatihan menjahit untuk tunadaksa. Termasuk pelatihan abon lele di
Semarang, pelatihan digital marketing bagi tunawicara dan tunarungu di Cirebon.
Ada seorang penerima manfaat di Cirebon
namanya Wira. Remaja berusia 15 tahun itu mengikuti pelatihan digital
marketing. Ia seorang tunarungu sekaligus tunawicara. Selain aktif mengikuti
pelatihan, Wira mengikuti lomba taekwondo di Kota cirebon. Luar biasanya, Wira
berhasil meraih juara 2, bersanding dengan peserta yang justru kondisinya non
difabel. Tentu hal tersebut merupakan kebanggaan.
Di balik kekurangannya, Allah karuniakan kelebihan bahkan bisa bersaing dengan
yang lain.
Jadi,
keterbatasan fisik ternyata bukan berarti tak sempurna. Allah sudah
menggariskan takdir bahwa setiap hambanya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Karena bisa jadi kekurangan yang dilihat manusia, pada hakikatnya adalah
kelebihan yang Allah tunjukkan kepada manusia lain. Sebagai tanda bahwa Ia Maha
Sempurna atas penciptaannya. Penulis: Muchamat Zusuf, SE.I
Ditulis Oleh:
Administrator