Tuhan yang Mahabaik, yaitu Allah SWT menegaskan segala kebaikan yang
diperoleh manusia adalah dari-Nya. Sebaliknya, Tuhan yang Mahabaik dan tidak
pernah menimpakan keburukan kepada hambanya yang berbuat baik menjelaskan, apa
pun keburukan yang menimpa manusia disebabkan kesalahan manusia itu sendiri. Hal tersebut
disampaikan Allah SWT dalam surah An-Nisa [4] ayat 79. “Kebajikan apa pun yang
kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu
dari kesalahan dirimu sendiri ...,” firman Pencipta Manusia, Allah SWT kepada
manusia ciptaan-NyaKunci Menyikapi
KeburukanKeburukan yang
menimpa manusia bisa banyak hal. Seperti kehilangan barang berharga, terkena
bencana banjir, longsor, kecelakaan lalu lintas, terserang penyakit dan banyak
lagi. Secara sudut
pandang manusia, terkadang saat diri terserang penyakit misalnya, kita
menganggap hal tersebut sebagai keburukan yang harus diterima oleh diri. Saat
sakit, lidah tidak bisa mengecap nikmatnya rasa makanan, atau ketika indra
penciuman tidak bisa mencium aroma wewangian yang biasa merangsang rasa lapar.
Meski sakit menjadi salah satu keburukan yang dirasakan manusia, justru saat
sakitlah manusia bisa melakukan introspeksi diri. Terkadang, saat
raga terkulai lemas di atas tempat tidur dalam keadaan sedang sakit, muncul
pertanyaan-pertanyaan, mengapa saya bisa sakit? Aktivitas apa yang saya lakukan
sehingga menjadi sakit? Apakah saya salah makan? Dan beragam pertanyaan
lainnya.Secara tidak
langsung, saat pertanyaan-pertanyaan tersebut terbesit dalam pikiran kita, itu
artinya kita mencoba menyadari bahwa sakit yang dialami karena kesalahan diri
sendiri. Sehingga, ketika mengetahui kesalahan yang diperbuat, kita tidak akan
mengulangi kesalahan tersebut.Ada pun musibah
besar yang pernah dialami manusia di antaranya seperti, bencana banjir,
longsor, tsunami, gunung meletus, kebakaran hutan, hingga Kebaikan Datang dari
Allah, Segala Keburukan karena Kesalahan Manusia Fokus Muharram, dari Sejarah
hingga Keun99ulannya 6 yang baru saja kita lewati yakni musibah wabah Covid-19.
Tuhan yang
Mahakuasa, Allah SWT menegaskan dalam surah Asy-Syura [42] ayat 30 bahwa
musibah apa pun yang menimpa manusia karena perbuatan tangan manusia itu
sendiri. “Dan musibah apa
pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu.” Sangat mungkin
terjadi, musibah yang disebabkan ulah tangan manusia jahat tersebut menimpa
kepada manusia yang tidak bersalah, bahkan makhluk hidup lain yang tidak
bersalah. Seperti kebakaran
hutan yang sering terjadi di Indonesia misalnya, disebabkan penebangan hutan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kemudian berdampak pada
lingkungan sekitarnya. Bahkan mungkin,
kita adalah salah satu korban yang tertimpa musibah karena perbuatan tidak
bertanggung jawab pihak lain? Hanya Allah yang Maha Mengetahui apa-apa yang
luput dari pengetahuan terbatas kita sebagai manusia. Dan sebagai orang
beriman kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sudah seharusnya jika
segala yang menimpa diri kita, baik itu berupa kebaikan maupun
kesengsaraan karena kecerobohan kita sendiri, hendaknya dikembalikan kepada
Allah SWT. Mengembalikan kepada Allah segala keburukan, kesakitan dan bencana
yang menimpa, seraya bertawakal dan menggantungkan segalanya kepada Allah. “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,)
kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’.
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157)Allah Mahabaik“Sesungguhnya Allah berkata, ‘Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika
prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk,
maka keburukan baginya’.” (HR. Muslim) Inilah hikmah dari kita meyakini bahwa segala kebaikan itu datangnya dari
Allah, dan setiap keburukan yang menimpa karena dosa atau kelalaian manusia.
Membuat kita selalu bersyukur karena yang terjadi bernilai kebaikan. Yakin
tidak ada keburukan bagi manusia atas segala yang diberikan Allah, walau
kadang-kadang kita tidak atau belum memahaminya. Kita pun belajar bersabar ketika mendapatkan sesuatu yang tidak
menyenangkan karena percaya itu ujian, termasuk percaya bahwa semua yang
terjadi diatur oleh Allah. Demikianlah kebaikan Allah yang diberikan kepada
manusia terutama bagi orang-orang yang saleh dan taat kepada-Nya. Apa pun keadaan yang kita terima walau disebabkan kecerobohan diri kita
sendiri, atau karena memang dikehendaki oleh Allah sebagai cobaan hidup, maka
semuanya pasti membawa kebaikan bagi kita. Mengapa? Karena tidak mungkin Allah memberikan keburukan kepada
hamba-hambanya, kecuali kebaikan. Allah itu Mahabaik, tidak akan berbuat aniaya
dan menyiksa manusia dalam bentuk kesengsaraan hidup maupun musibah dan bencana
yang menimpanya. “Katakanlah (Muhammad), ‘Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?’
Katakanlah, ‘Milik Allah.’ Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada
diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak
diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.”
(QS. Al-An’am [6]: 12) Semoga kita selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, dan senantiasa
berada dalam limpahan berkah-Nya. (berbagai sumber)
Ditulis Oleh:
Administrator