Dipublish pada:
Awal November tahun lalu menjadi momen yang sukar dilupakan oleh Riski. Sulung dari tiga bersaudara itu seakan mendapat durian runtuh. Rumah kediamannya di Kalitengah Asri, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, dikunjungi oleh Daarut Tauhiid (DT) Peduli Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut, DT Peduli Jawa Timur menyalurkan program Beasiswa Pendidikan untuk Riski yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Renata, ibu dari Riski pun bernafas lega. Karena setelah suaminya meninggal beberapa waktu lalu, Riski menjadi tulang punggung keluarga. Remaja itu harus membagi waktu sekolah dan bekerja membantu ibunya mencukupi kebutuhan keluarga.
Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Riski berkeliling memasarkan dagangan ibunya berupa donat dan kue lainnya dengan mengayuh sepeda.
Renata menuturkan, pascasuaminya berpulang, dirinya harus bisa bertahan menghidupi keluarganya dengan berjualan jajanan pasar. Namun sayangnya, saat ini usahanya tengah mengalami penurunan. Amat sukar mendapat uang untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi biaya sekolah.
“Iya, terus terang saat ini sedang turun, bahkan saya hampir putus asa,” tutur Renata.
Mendapatkan bantuan Beasiswa Pendidikan bagi Riski, Renata begitu bersyukur. Ia mengatakan, bantuan yang diberikan DT Peduli sangat meringankan bebannya dalam menghidupi keluarga.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada donatur dan DT Peduli. Saya sangat terbantu dengan bantuan ini,” ungkap Renata.
Peristiwa serupa juga dialami oleh Nabila, siswa kelas 3 SMA di Kota Bengkulu. Nabila sangat membutuhkan biaya untuk membayar tunggakan sekolahnya sebesar Rp6.000.000,-. Ibunya yang janda dan bekerja sebagai penjual gorengan keliling di Pasar Ikan Malebro, tak mampu membayar tunggakan sebanyak itu.
DT Peduli Peduli kemudian berinisiatif menyalurkan langsung Beasiswa Pelajar Tangguh untuk Nabila. Saat ditemui di sekolahnya, Nabila tampak berseri-seri sambil menyampaikan ungkapan terima kasihnya.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada DT Peduli dan donatur yang telah membantu tunggakan SPP saya. Semoga Allah membalas kebaikannya,” ungkap Nabila.
Bagi DT Peduli, kepedulian terhadap anak yatim telah menjadi bagian dari komitmen lembaga amil zakat nasional ini. Salah satu bentuknya berupa pemberian beasiswa pendidikan bagi anak yatim yang berprestasi tapi lemah dukungan finansial dari keluarga. Melalui pendidikan berkualitas, mereka insya Allah menjadi sosok unggul yang dibanggakan umat.
Tak hanya pemberian beasiswa yang bersifat jangka panjang, bantuan langsung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun kerap dilakukan. Program belanja untuk yatim, misalnya. Program ini mengajak anak yatim berbelanja ke pusat perbelanjaan.
Seperti yang dilakukan oleh DT Peduli Lubuklinggau pada akhir November lalu. Kegiatan dilaksanakan di dua lokasi berbeda. Pertama, di halaman Masjid Agung As-Salam yang diisi dengan sarapan bersama, dongeng islami, dan permainan anak. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan berbelanja ke pusat perbelanjaan.
Di pusat perbelanjaan, anak-anak dibebaskan memilih kebutuhan yang mereka inginkan, mulai dari makanan ringan, sandal, hingga perlengkapan sekolah. Namun, ada yang menarik saat anak-anak yatim itu berbelanja. Hampir semua anak tidak mengambil kebutuhan untuk dirinya melainkan untuk kebutuhan keluarganya, yaitu sembako.
“Saya sendiri beberapa kali membawa mereka ke area snack dan kebutuhan anak-anak, tetapi mereka selalu mengajak ke area sembako dan kebutuhan dapur,” ujar salah seorang pendamping, Dita.
Saat para pendamping meminta mereka membeli jajanan, beberapa anak lebih memilih berbelanja kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. “Saat ditanyakan untuk siapa, mereka bilang kalau sembako itu untuk ibu atau neneknya di rumah. Hati saya langsung tersentuh,” pungkas Dita. (Renza/Alma/ Sunggel/ARY/Hendri).