Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Cara Cerdas Mengelola Emosi Negatif
 

 

Cara Cerdas Mengelola Emosi Negatif

Dipublish pada:

27-Dec-23
Tepat di tengah-tengah kepala kita, terdapat sebuah pabrik yang memproduksi kebahagiaan, kegembiraan, kesedihan, harapan, ketakutan, kasih sayang, cinta, kekecewaan, dan juga kebencian. Pabrik itu disebut ‘sistem limbik’, sebuah sistem otak yang menyatukan kepekaan rasa, pengolahan memori, pengendalian emosi, dan mengatur pola belajar seorang manusia. Berbekal sistem inilah kita mampu menyimpan berjuta kenangan indah dan kelak menjadi acuan untuk mensyukuri beragam nikmat dari Allah Ta’ala. Melalui sistem ini pulalah kita belajar hal-hal mengecewakan dan menimbulkan kesengsaraan sehingga dapat mengembangkan mekanisme untuk menghindarinya. Singkat kata sistem limbiklah yang memberi napas, warna, dan suasana hidup kita. Inilah saluran komunikasi utama yang menghubungkan pikiran dan emosi dengan molekul pembawa yang dilepaskan ke dalam cairan saraf, dan melewati sistem peredaran darah ke seluruh tubuh. Di sinilah emosi positif dapat membangkitkan perubahan fungsi tubuh yang berdampak besar bagi kesehatan tubuh.Maka, penting bagi kita untuk berusaha menumbuhkan dan menjaga keberadaan emosi positif dalam diri, serta mengelola keberadaan emosi negatif agar jangan sampai membawa kemudaratan yang besar. Bagaimana caranya? Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meraih tujuan ini. Berpikir Positif Pikiran dan otak yang berkorelasi timbal baik adalah kunci atau gerbang kebahagiaan. Artinya, pikiran atau emosi negatif yang diperturutkan akan ‘membajak’ seisi pikiran. Hal ini ditandai dengan berkurangnya kemampuan otak untuk berpikir jernih dan menemukan solusi yang tepat dalam hidup. Emosi negatif akan membuat 75 persen fungsi otak kita tidak dapat berjalan dengan semestinya. Apabila kondisi ini terus dipraktikkan, dalam arti gagal mengelola emosi negatif yang tertanam di dalam diri, dia akan bersifat menetap dan menjadi pola saraf (neuronal) permanen. Akhirnya, dia pun menjadi individu yang memiliki sifat egois, egosentris (berorientasi pada diri sendiri), dan tergesa-gesa sehingga berujung pada pengambilan keputusan yang hanya berorientasi kesenangan sesaat dan kepentingan sempit. Apabila diperturutkan, hal ini akan menghancurkan fisik dan psikis diri kita.Perbanyak Menghirup Udara SegarKurangnya asupan oksigen ke otak dapat mengakibatkan terjadinya stres oksidatif atau stres respiratoric pada seseorang. Apabila hal ini terjadi, sel-sel otak tidak akan bekerja secara sempurna. Otak pun akan diambil alih oleh sistem defensif yang lebih mementingkan usaha untuk mempertahankan diri. Hal ini akan mempengaruhi orang untuk menjadi lebih mudah gelisah. Orang gelisah sangat rentan mengalami stres fisiologis. Tubuhnya dipaksa untuk mengalurkan hormon-hormon stres semacam kortisol. Salah satu cara yang paling tepat, murah, mudah, dan multiefek untuk mengatasi hal ini adalah dengan menghirup udara segar. Kita dapat meluangkan waktu untuk berjalan di alam terbuka, di kebun, taman kota, atau di mana pun yang memungkinkan kita mendapat asupan oksigen yang cukup. Banyak Melihat Pemandangan Hijau dan Menyejukkan Warna hijau mampu menurunkan kadar hormon pencetus kecemasan dan meningkatkan aktivitas pertahanan tubuh. Warna hijau, khususnya yang alami, ketika diterima oleh retina dengan neuron lokal yang bersifat bipolar akan merangsang hipotalamus dan pineal untuk menurunkan kadar kortisol (hormon cemas atau stres). Dengan demikian, dari warnanya saja tumbuh-tumbuhan hijau, termasuk hamparan sawah dan kebun-kebun, memiliki efek yang bermanfaat bagi tubuh, belum lagi manfaat lainnya yang sangat banyak. Relaksasi Pada prinsipnya yang namanya relaksasi itu mudah dilakukan, yaitu mengganti kondisi tubuh dari tegang dan kaku pada posisi relaks, santai, dan tenang. Relaksasi dapat dilakukan dengan melemaskan kembali otot yang tegang dan kaku. Salah satunya dengan melakukan peregangan otot (stretching) secara perlahan-lahan untuk membantu melemaskan otot-otot yang kejang. Mandi atau pun wudu bisa pula dilakukan untuk melepaskan ketegangan yang mendominasi tubuh. Itu relaksasi secara fisik. Ada pun relaksasi secara metal dapat dilakukan dengan menurunkan frekuensi gelombang otak dari gelombang beta ke alfa atau theta. Aktivitas terbaik terkait hal ini adalah jalur ibadah, semisal memperbanyak salat, zikir, membaca dan mentadaburi Al-Quran, dan aktivitas ibadah lainnya. Aneka ibadah ini sangat efektif dalam menangani gangguan emosi dan ketegangan fisik. Bahkan, zikrullah (termasuk salat di dalamnya) termasuk relaksasi yang efeknya bersifat ganda. Pada satu sisi, dengan doa kita memohon kepada Allah atas segala himpitan masalah, dan ini bernilai ibadah. Pada sisi lain, doa akan melahirkan perasaan lega karena kita telah ‘menyerahkan’ masalah kepada Zat Yang Serbamaha. Penulis: Dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes

Ditulis Oleh:

Administrator