Dipublish pada:
Hakikat setiap episode kehidupan adalah ujian dari Allah SWT. Ketika mengalami suatu masalah, maka sudah fitrahnya masalah itu kita anggap sebagai ujian dari Allah. Dan jika dicermati, perjalanan kehidupan kita sejatinya berpindah dari satu masalah ke masalah berikutnya.
Kesadaran ini amatlah penting sebagai bekal kita mengarungi hidup. Karenanya, jangan anggap masalah sebagai kemalangan atau kesialan. Amat tidak mungkin, Allah yang Mahabaik menurunkan keburukan kepada hamba-Nya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Allah menghadirkan masalah agar kita semakin dekat kepada-Nya. Menguji apakah kita menggunakan segala potensi akal dan hati untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan ikhtiar terbaik.
Apalagi sebagai muslim, kita juga meyakini bahwa semua urusan atau kejadian bagi orang beriman itu adalah baik. Sebagaimana Rasulullah saw menyampaikan, “Sesungguhnya setiap urusan mereka adalah kebaikan. Hal ini tidak terjadi kepada seorang pun kecuali bagi orang mukmin. Apabila ia mendapat kebahagiaan, maka ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan apabila ia mendapatkan keburukan, maka ia bersabar, dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Jadi, kuncinya adalah syukur dan sabar saat mengalami setiap episode kehidupan. Baik itu diberi kemudahan atau kesempitan. Ketika diberikan kemudahan atau kebahagiaan, kita bersyukur sehingga semakin dekat kepada Allah. Pun sebaliknya, ketika mengalami kesempitan atau keburukan, sabar yang dilakukan dan mengharap Allah rida atas kesabaran itu.
Selain ikhtiar terbaik untuk mengatasi masalah, apakah dalam Islam mengajarkan kita agar terhindar dari masalah atau musibah dalam hidup? Jawabnya ada Yakni melalui sedekah yang salah satu keutamaannya untuk menolak bala atau bencana dan menutup pintu-pintu keburukan.
Insya Allah Daarut Tauhiid (DT) Peduli berkomitmen menjadi jalan bagi setiap muslim untuk beramal saleh, terkhusus dengan amal sedekah. Melalui program-program yang dirancang memudahkan donatur dalam bersedekah, DT Peduli berusaha memberikan keu99ulan bagi pemberi maupun penerima sedekah.
Contohnya, program beasiswa bagi anak yatim dan dhuafa. Program ini tidak hanya memberi biaya sekolah, tapi para penerima manfaat juga diberdayakan dengan berbagai skill atau keterampilan yang membuat mereka siap bekerja setelah lulus sekolah.
Tentunya, pahala sedekah dari para donatur akan bersifat jariyah dan berbuah berkah. Karena setiap sedekah yang diberikan akan membantu anak yatim/ dhuafa bisa sekolah dan kemudian mampu mandiri dengan bekerja setelah lulus. Masya Allah!
Penulis: Ir. M. Bascharul Asana, M.B.A.