Dipublish pada:
Hari berganti minggu, minggu berlalu datanglah bulan. Bulan berselang menuju tahun, tidak terasa kini sudah hampir bertemu lagi dengan bulan yang agung dan mulia. Diberkahi oleh Yang Maha Rahman dan dicintai oleh kekasih Yang Maha Kasih, itulah bulan Ramadan nan penuh rahmat.
Seluruh umat muslim di seantero bumi menunggu kehadirannya dengan penuh kerinduan. Ketika mulai menginjak bulan Sya’ban maka setiap hari dihitung mundur menuju bulan mulia. Memang begitu kurang lebih yang dicontohkan Baginda Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam.
Namun ada satu pertanyaan yang tidak kalah pentingnya untuk direnungkan. Saum seperti apakah yang kita inginkan pada tahun ini? Apakah sama saja dengan tahun kemarin? Kita melakukannya hanya sebagai rutinitas tahunan saja? Ataukah ingin ada sesuatu yang baru dan peningkatan dari sebelumnya?
Dalam sebuah hadisnya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa ada tiga golongan manusia yang bisa menjadi pilihan. Yang pertama adalah golongan orang merugi, yaitu orang yang keadaan dirinya hari ini sama dengan kemarin. Tidak ada peningkatan padahal umurnya sudah bertambah dan jatah hidupnya sudah berkurang. Yang kedua adalah golongan orang celaka, yaitu yang keadaannya lebih buruk dari hari sebelumnya, na’udzu billah. Kemudian ketiga, dan harus menjadi pilihan setiap muslim adalah golongan orang yang hari ini keadaannya selalu lebih baik dari sebelumnya. Begitu pun dengan saum, seharusnya tahun ini disiapkan untuk lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ada beberapa kiat dalam menyongsong Ramadan agar kualitasnya lebih baik dari tahun–tahun sebelumnya. Diantaranya: mendawamkan doa yang dicontohkan Baginda Nabi Shalallahu ‘alaihi Wasallam ketika mulai menginjak bulan Rajab dan Sya’ban, yaitu doa: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab ini dan bulan Sya’ban serta sampaikanlah kami pada bulan-Mu, Ramadan yang mulia.” Dalam doa ini, kita memohon betul agar Allah Ta’ala memberi kesempatan pada kita untuk meraup segala rahmat, hidayah dan ampunan-Nya di bulan nan agung, Ramadan.
Mempersiapkan diri dengan menggali ilmu tentang Ramadan yang penuh berkah. Ini bisa dilakukan dengan membaca lebih banyak lagi buku–buku berkaitan dengan Ramadan. Bisa juga mengikuti taklim–taklim tentang saum yang sesuai dengan Rasulullah ajarkan. Berdiskusi, bedah masalah Ramadan atau apapun yang intinya dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bulan Ramadan.
Mengevaluasi kualitas Ramadan yang dilakukan tahun lalu. Kalau perlu dicatat apa saja yang belum maksimal dan masih bolong–bolong. Kemudian digarisbawahi dan dijadikan prioritas untuk diperbaiki pada Ramadan tahun ini, selain mempertahan kan dan meningkatkan ibadah yang sudah baik.
Membuat perencanaan matang untuk mencapai tujuan. Untuk menunjang hal itu sebaiknya dibuat jadwal mulai minggu pertama sampai minggu terakhir Ramadan. Lalu, dibreak-down menjadi jadwal harian. Bahkan kalau perlu kegiatan perjamnya sudah jelas, sehingga waktu demi waktu dibulan suci Ramadan betul–betul terisi dengan kebaikan dan tidak ada sia-sia.
Bertekad sekuat tenaga untuk berkomitmen dengan apa yang telah direncanakan dan tidak tergoda dengan aktivitas spontan yang sebetulnya tidak penting untuk dilakukan. Hal itu biasanya timbul karena godaan hawa nafsu. Bukankah fungsi paling utama saum adalah pengendalian nafsu? Dan senantiasa memohon kepada Yang Maha Memiliki Taufik dan Hidayah, Allah Subhana wa Ta’ala untuk selalu memberi kekuatan agar tetap istiqamah dengan apa yang ditekadkan. Laa Haula Wa La Quwwata Illa Bihi.
Demikian beberapa kiat yang insya Allah dapat membantu kita untuk mendapatkan kualitas Ramadan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mudah–mudahan kita tidak termasuk ke dalam golongan yang Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam sabdakan, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa–apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga.” Na’udzu billah min dzalik...
Penulis: Ustaz Ahmad Suja'i