Dipublish pada:
Perempuan paruh baya ini adalah Elisia Maya Sari (29). Saat ini, Elisia tinggal sendiri di rumah kontrakan di Jalan Letnan Simanjutak, Lorong Burai, Kelurahan Pahlawa, Kecamatan Kemuning, Palembang.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Elisia berjualan sayur masak (lauk-pauk). Keuntungan yang ia dapatkan digunakan untuk membayar kontrakan dan berobat rutin.
Penderitaan Elisia berawal dari penyiraman air keras yang dilakukan oleh mantan suaminya sepuluh tahun silam. Elisia tak menjelaskan detail kejadiannya. Yang jelas, ia masih mengingat saat-saat pahit itu. Akibatnya, sampai saat ini rasa nyeri itu masih terasa.
Elisia harus berobat rutin setiap tiga bulan sekali. Beberapa tahun lalu, sudah pernah mendapatkan bantuan untuk pengobatan di sekitar bola matanya supaya bola matanya tidak rusak meskipun sudah tidak berfungsi dengan normal lagi.
Rabu (13/11), Elisia mendatangi kantor Daarut Tauhiid (DT) Peduli Sumsel di Jalan Gersik, Lorong Bakung No 1455, Sekip Tengah, Palembang. Elisia Menceritakan maksud kedatangannya, yakni meminta bantuan utuk mengobati bahunya yang beberapa bulan ini kembali terasa nyeri. Diakuinya, hasil penjualannya tak cukup untuk mengobati bahunya.
Kedatangan Elisia diterima langsung oleh Kabag Program, Hendra Irawan. Pada kesempatan itu, DT Peduli Sumsel pun berkesempatan membantu meringankan beban Elisia.
“Alhadulillah DT Peduli Sumsel bisa sedikit meringankan beban ibu Elisia dengan berupa penyaluran bantuan biaya berobat untuk ibu Elisia,” ujar Hendra.
Elisia sangat berterima kasih dan bersyukur mendapatkan bantuan dari DT Peduli. Elisia juga mendoakan supaya DT Peduli berkah, amanah, dan semakin banyak yang menerima manfaatnya. (Indra Yani)