Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Nabi Sulaiman dan Kuda Kesayangan Mengorbankan yang Disukai, Mendatangkan yang Dibutuhkan
 

 

Nabi Sulaiman dan Kuda Kesayangan Mengorbankan yang Disukai, Mendatangkan yang Dibutuhkan

Dipublish pada:

01-Dec-23
“(ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore. Maka ia berkata: ‘Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan. Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku,’ Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertobat.”  (QS. Shaad [38]: 31-34) Sebelum Allah SWT menganugerahkan kemampuan mengendalikan angin, Nabi Sulaiman memiliki kendaraan yang sangat disayanginya. Yaitu, kuda-kuda yang memiliki kemampuan melesat “secepat kilat” saat ditunggangi dan bersikap tenang ketika tidak sedang dikendarai.  Suatu hari, Nabi Sulaiman begitu asyik merawat kuda-kudanya. Di tengah keasyikan itu, Allah berkehendak membuat Nabi Sulaiman lupa dengan kewajibannya untuk salat Ashar. Sadar dengan kewajiban yang terlewatkan, Nabi Sulaiman terperanjat dan kaget luar biasa. Beliau tidak percaya dengan apa yang terjadi. Tidaklah layak bila sosok uswah terlena dengan fasilitas dunia walaupun tidak sengaja melakukannya.  Beliau bingung dengan keadaan ini. Nabi Sulaiman tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada saat galau seperti itu, Allah yang dimintai ampunan-Nya belum memberikan petunjuk apa pun. Nabi Sulaiman merasa cemas, jiwanya gundah, dan berharap segera datang kalimat dari Allah SWT yang bisa menenangkannya.  Namun yang diinginkan belum kunjung datang. Allah masih belum menyampaikan dan memberikan tanggapan apa pun. Oleh karena solusi belum juga didapat, Nabi Sulaiman memutuskan menghilangkan dulu penyebab terjadinya kesalahan, yaitu keberadaan kuda-kudanya. Setelah mengucap basmalah, Nabi Sulaiman menyembelih semua kuda-kuda tersebut sambil memanjatkan hajat (keinginan) agar Allah SWT berkenan menerima tobatnya dan mengampuni segenap kesalahannya.  Selepas tindakan itu, Allah SWT Yang Maha Mengetahui dan Berkehendak memberikan respons-Nya. Ia Maha Mengetahui, Nabi Sulaiman tidak menyengaja melalaikan, maka Allah menerima tobat dan mengampuninya.  Selanjutnya Allah ganti dengan pengganti terbaik. Ya, pengganti terbaik berupa angin yang Allah SWT tetapkan sebagai kendaraan baru Nabi Sulaiman yang penuh manfaat. Di antaranya adalah kemampuan menempuh perjalanan dalam waktu singkat (perjalanan satu bulan hanya ditempuh setengah hari), tidak memerlukan waktu serta usaha merawatnya, dan setiap daerah yang dilaluinya menjadi subur. Subhanallah.  Melalui kisah ini, yakini setiap pengorbanan seseorang akan Allah SWT ganti dengan berbagai kebaikan yang lebih baik dan berlipat-lipat. Maka, jangan pernah kita enggan memberikan sebuah pengorbanan. Dan semuanya hanya bisa terjadi manakala jiwa kita diliputi keikhlasan atas kehendak dan aturan yang ditetapkan oleh-Nya. Semoga, Allah menganugerahkan jiwa lapang d an ikhlas atas semua ketentuan-Nya. Wallahu a’lam. Penulis: Ustadz Edu  

Ditulis Oleh:

Administrator