Dipublish pada:
DTPEDULI.ORG | JAKARTA - “Beberapa bulan lalu, ada yang bunuh diri. Menjatuhkan diri dari lantai 11,” ucap Muhammad Rizki, seorang warga Rusunawa Jatinegara. Senyap sesaat. Suara gema takbir langsung menghilang perlahan. Ingatan itu menariknya kembali ke waktu kejadian. Getir matanya terlihat jelas menggambarkan betapa sulitnya hidup di sana.
Ia adalah satu dari banyak warga yang dipaksa pindah dari Kampung Kampung Pulo, Bantaran Sungai Ciliwung. Hidup di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawan) ternyata tidak jauh lebih baik. Harga sewa dan kebutuhan lainnya masih mencekik, bahkan membuat ada warga Rusunawa ingin mati saja sekalian.
“Akhirnya, saya memilih buka usaha di depan Rusunawa.” Ia menghela nafas panjang, mengenang pengalaman pahitnya. Pria paruh baya itu terus bertahan dan berusaha demi keluarganya. Selain membuka usaha, dia juga tak segan menjadi ojek online untuk memunuhi kebutuhan yang tak bisa ditunda.
Arif pun mencoba peruntungan dengan membuka usaha. Namun, hanya bertahan satu tahun. Kini, dia bekerja serabutan apa saja, termasuk membantu istrinya yang bekerja di Kecamatan bila ada kegiatan.
Hidup harus terus berjalan, walau banyak kesulitan. Keduanya menjadi gambaran warga Rusunawa yang setiap hari berjuang memenuhi kebutuhan.
Qurban Membawa Kabahagiaan
Iduladha selalu menjadi hari raya yang dinantikan oleh mereka dan warga Rusunawa lainnya, karena untuk sesaat mereka bisa tersenyum menikmati bahagianya mendapatkan daging dan kebersamaan, terutama lima tahun terakhir saat DT Peduli menyalurkan hewan qurban ke sana.
Puncak kebahagiaan mereka terjadi pada saat Qurban Fest Iduladha pada Ahad (7/6/2025) lalu. Sembilan sapi dan 56 domba menjadi rekor tertinggi hewan qurban sepanjang sejarah Rusunawa Jatinegara. Puluhan hewan qurban tersebut merupakan qurban para donatur, baik donatur pribadi maupun donatur perusahaan atau lambaga, di antaranya Pegadaian, Pertamina Shiping, dan BSI.
“(Ini adalah) kegiatan tahunan yang sudah dilakukan DT Peduli untuk membantu warga yang terkena dampak relokasi dari kampung pulo dan warga yang terkena pemberhentian kerja (PHK),” jelas Muhammad Baschrul Asana, Ketua Yayasan DT Peduli di sela acara Qurban Fest.
Selain pengurusan dan pembagian hewan qurban, Qurban Fest juga diisi dengan lomba mewarnai dan masak, kemudian makan bersama. Sesaat, nafas mereka lega. Pikiran tanpa beban. Hanya tawa dan senyum yang ditunjukan. Qurban di Rusunawa menghadirkan kebahagiaan. Anak-anak, muda-mudi, bapak-bapak, dan ibu-ibu tidak ingin ketinggalan acara yang pertama digelar di Rusunawa tersebut.
“Saya sangat senang sekali, merasa terbantu, untuk warga yang mendapat hewan qurban, merasa senang untuk bantuan ini. Teruslah berbuat baik dan bermanfaat untuk orang banyak dengan bantuan-bantuan seperti ini. Saya berterima kasih kepada donatur,” ungkap Muhammad dengan mata berbinar. Ia yang menjadi panitia juga mengucapkan terima kasih karena telah dipercaya.
“Bagi saya, makna qurban, sebagai ibadah dan sedekah, setiap tahunnya kalau kita yang mempunyai rizki beruqrban, karena pahalanya besar. Saya sama adik saya patungan, buat qurbannya orang tua , jadi benar-benar diutamain,” pungkasnya.
Baca juga: Warga Rusunawa Jatinegara Barat Sambut Antusias Qurban Peduli Negeri
Penulis: AID
Editor: Agus ID