BANDUNG – Sebanyak enam ratus truk bantuan kemanusiaan
telah berhasil memasuki Gaza melalui gerbang Rafah, Mesir. Kabar tersebut
diungkapkan Perwakilan ERC (Egyptian Red Crescent)
dr. Marwan, dalam rapat bersama BAZNAS dan KBRI Kairo, pada Kamis (9/11/2023)
malam. "Gudang-gudang
bantuan di Mesir saat ini sudah tidak penuh oleh barang karena penyaluran ke
Gaza sudah lancar," ujar Marwan. Melansir dari Baznas.go.id, di antara enam
ratus truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza, terdapat bantuan Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS), mitra, dan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZ). BAZNAS
menerima informasi dari KBRI Kairo bahwa Duta Besar Indonesia untuk Mesir,
Lutfi Rauf, juga menyaksikan bantuan dari BAZNAS telah masuk ke Gaza. "Alhamdulillah, bantuan tahap pertama
yang kami kirim ini lancar, dan tidak mendapat hambatan-hambatan. Semoga
pengiriman bantuan untuk selanjutnya pun dapat berjalan dengan lancar,"
ujar Kiai Noor. Sebelumnya,
Presiden RI Joko Widodo melepas bantuan kemanusiaan pada Sabtu (4/11/2023) di Pangkalan
TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Bantuan akhirnya tiba di Mesir pada
Senin (6/11/2023) dan sempat tertahan lantaran harus diperiksa terlebih dahulu dan
mendaapat izin dari Israel. Sebanyak
51,5 ton bantuan kemanusiaan tersebut merupakan gabungan bantuan dari BAZNAS,
Palang Merah Indonesia (PMI), dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Bantuan
yang dikirim pun beragam, dari mulai makanan ringan, perlengkapan tidur, makanan
berat, perlengkapan kebersihan, obat-obatan, makanan siap santap, dan yang
lainnya. Pada
pengiriman kali ini, DT Peduli berkesempatan mengirimkan lima ratus paket
makanan siap santap. Adapun bantuan lainnya akan terus didistribusikan melalui
mitra-mitra tepercaya baik di Palestina maupun Yordania. Direktur Projek Strategis DT Peduli Muhammad Ihsan,
mengatakan, selain menyalurkan bantuan melalui mitra-mitra lokal di Gaza, DT Peduli
juga bekerja sama dengan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri, BAZNAS, dan
asosiasi lainnya seperti HFI, SEAHUM (South
East Asia Humanitarian Committee), dan FOZ (Forum Zakat). Ihsan menjelaskan, langkah ini dilakukan karena untuk mengatasi
krisis kemanusiaan di Palestina dibutuhkan waktu yang lama. Maka, diperlukan langkah-lngkah
strategis yang cukup panjang, dari mulai program respon darurat, respon jangka
menengah, dan jangka panjang. “Dan kita sudah memiliki program Baitul Qur’an, pabrik
air yang direncanakan akan diresmikan akhir tahun ini, dan mobil ambulans yang
masih beroperasi untuk membantu mengevakuasi korban perang. Dan bantuan yang
sudah sampai ke Gaza saat ini adalah bantuan melalui mekanisme kerja sama
dengan pemerintah,” tutup Ihsan. Pewarta: Astri RahmayantiEditor: Astri rahmayanti *Mohon maaf atas ketidaknyamanannya membaca berita dikarenakan website sedang dalam perbaikan.
Ditulis Oleh:
Administrator