Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Curhat Muslimah: Agar Ikhlas Mengurus Orangtua
 

 

Curhat Muslimah: Agar Ikhlas Mengurus Orangtua

Dipublish pada:

17-Oct-19

Assalamu’alaikum Teteh, bagaimana cara supaya sabar dan ikhlas mengurus orangtua yang sudah jompo? Saya mengurus mertua sudah hampir satu tahun. Awalnya mertua saya jatuh saat hendak ke kamar mandi. Setelah peristiwa itu, sampai sekarang, beliau tidak bisa apa-apa. Jujur saja, hati kadang merasa lelah dan jengkel. Apalagi sakitnya rewel Teh. Bagaimana solusinya agar hati ini tetap sabar dan ikhlas. Mohon masukannya. Terima kasih.

+62-896-3328-xxxx

Wa’alaikumussalam wr.wb. Ibu yang baik, bersyukurlah kepada Allah Ta’ala yang telah membukakan ladang pahala kepada Ibu, yaitu berupa dititipkannya pengurusan mertua yang sudah sepuh. Tidak setiap orang diberi kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk melakukannya. Mengapa harus bersyukur? Sebab, inilah jalan yang bisa mengantarkan Ibu meraih surga.

 

Bagaimana bisa?

 

Apabila kita melihat urutan perintah yang disampaikan oleh Allah Ta’ala dalam al-Quran, perintah berbakti kepada orangtua disebutkan setelah perintah untuk mengesakan Allah dan larangan untuk menyekutukan-Nya. Setelah kedua perintah ini, Allah Ta’ala kemudian merinci perintah-perintah lainnya. Misalnya, dalam surah an-Nisâ’ [4] ayat 36, surah al-Isrâ’ [17] ayat 23, atau surah al-An’âm [6] ayat151.

 

Dalam surah Luqman [31] ayat 14, perintah bersyukur kepada Allah pun disandingkan dengan perintah bersyukur kepada kedua orangtua. “... Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orangtuamu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” Artinya, siapa bersyukur kepada Allah tetapi dia tidak bersyukur kepada kedua orangtua, niscaya syukurnya tidak pernah diterima. Sesungguhnya, Rasulullah saw pernah bersabda, “Keridaan Allah ada pada keridaan orangtua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orangtua.” (HR Bukhari, at-Tirmidzi dan al-Hakim)

 

Rangkaian ayat ini menunjukkan betapa dahsyatnya berbakti kepada orangtua. Ia menjadi amal paling agung setelah beriman dan tidak menyekutukan Allah Ta’ala. Dengan demikian, seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah atau keimanannya dianggap dusta, apabila dia tidak berlaku baik kepada kedua orangtuanya.

 

Maka, di hadapan Ibu ada dua pilihan: menjadi hamba yang disayang dan diridai Allah karena berbakti kepada orangtua, atau menjadi orang yang dimurkai Allah karena tidak sabar kepada mereka. Sesungguhnya, ketika Allah sudah rida, Dia akan memberikan kepada kita apa yang tidak bisa dinilai dengan harta sebanyak apa pun, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Jadi, yang pertama, agar kita bisa sabar dalam mengurus orangtua, pahamilah aneka kebaikan yang kita dapatkan. Pahami pula keburukan yang didapat jika kita melalaikan mereka. Semakin kita paham keutamaan berbakti kepada orangtua, dan keburukan kalau kita durhaka kepada mereka, kita bisa sabar menghadapinya.

 

Apabila kita rinci, ada banyak kebaikan dari berbuat baik kepada orangtua (birrul walidain), terkhusus saat mereka telah sepuh, antara lain:

  • Allah mempersamakan ibadah dan tauhid dengan berbuat baik pada kedua orangtua.
  • Bersyukur kepada Allah disandingkan dengan bersyukur kepada orangtua.
  • Berbakti kepada orangtua adalah kebiasaan para rasul dan orang-orang saleh.
  • Rida Allah ada pada keridaan orangtua dan murka Allah ada pada kemurkaan orangtua.
  • Berbakti kepada orangtua termasuk amal yang sangat dicintai Allah.
  • Berbakti kepada orangtua melapangkan kesempitan hidup.
  • Berbakti kepada orangtua memperbanyak rezeki dan memanjangkan usia.
  • Berbakti kepada orangtua berbalas surga.
  • Berbakti kepada orangtua menjadi sebab diijabahnya doa.

           

Dengan demikian, lelahnya kita mengurus mereka, tidak sebanding dengan besarnya pahala yang telah Allah siapkan untuk kita. Mengurus orangtua itu sebentar, tapi surga yang disiapkan Allah kekal abadi.

 

Kedua, mohonlah kepada Allah Ta’ala agar kita diberi kesabaran, sikap lapang dada, dan kekuatan untuk bisa mengurus orangtua dengan sebaik-baiknya. Dia yang telah menitipkan pengurusan orangtua kepada kita. Maka, mintalah petunjuk dan bimbingannya agar kita bisa menunaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya.

 

Ketiga, kenang jasa baik mereka kepada kita. Sungguh, kebaikan yang kita berikan, tidak akan sanggup menandingi kebaikan mereka kepada kita. Walau beliau bukan orangtua kandung, hanya “sekadar” mertua, kita dilarang membeda-bedakannya. Dia banting tulang membesarkan dan mendidik anaknya. Lalu, setelah besar, dia dengan rela “memberikannya” kepada kita. Semakin kita kenang kebaikannya, semakin ikhlas pula kita dalam berbakti kepadanya.

 

Keempat, apa yang Ibu hadapi adalah bagian dari skenario Allah untuk mengangkat derajat Ibu. Allah menguji batas kesabaran Ibu dengan orangtua yang sudah jompo. Apabila bisa sabar, Allah sudah siapkan balasan terbaik. *

 

Sumber: Curhat Muslimah Swadaya Edisi November 2016

 

Ditulis Oleh:

Administrator