Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Karena Rumah Bukan Sekadar Bangunan, Tetapi Tempat Dimana Harapan Kembali Dilahirkan
 

 

Karena Rumah Bukan Sekadar Bangunan, Tetapi Tempat Dimana Harapan Kembali Dilahirkan

Dipublish pada:

03 Jun 2025


DTPEDULI.ORG | SUKABUMI – Setahun yang lalu, hidup Ani Fatimah mulai bergeser, tidak hanya secara emosional, tetapi juga secara harfiah. Rumah yang selama ini menjadi tempat berlindungnya perlahan-lahan mulai retak akibat pergerakan tanah yang tak kunjung berhenti di Desa Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.  

Tidak ada gempa besar atau longsor tiba-tiba. Justru, yang paling menakutkan adalah kehancuran yang datang perlahan, seperti waktu yang mencungkil harapan sedikit demi sedikit. Ani menyaksikan dinding rumahnya merekah hari demi hari. Lantai mulai miring. Genteng merosot. Anak-anaknya mulai takut pulang. 

Recyle Home Ani 2.JPG 93.82 KB
Tapi bukan itu saja yang membuat hidup Ani terasa runtuh. Suaminya satu-satunya orang yang dulu menjadi tempat ia bersandar menghilang tanpa kabar. Sudah setahun lebih Ani tak tahu di mana keberadaan ayah dari keempat anaknya. Tanpa pesan, tanpa penjelasan. Ia hanya pergi, tepat ketika rumah mulai tidak bisa lagi disebut “rumah”.  

Sejak itu, Ani menjadi segalanya. Ia adalah ibu, ayah, pelindung, pencari nafkah, dan tempat berlindung bagi empat anak yang masih kecil dan sangat bergantung padanya. 

“Kalau saya ikut roboh, anak-anak saya akan tinggal di mana? Mereka cuma punya saya sekarang,” ujarnya dengan suara pelan namun penuh tekad. 

Untuk bertahan hidup, Ani melakukan apa saja: mencuci pakaian tetangga, menjahit, mengumpulkan sisa-sisa bahan makanan murah, bahkan berjualan kecil-kecilan dengan baki seadanya. Tapi setiap hari, ia harus pulang ke rumah yang tak lagi layak ditinggali. Tidur dengan waspada, bangun dengan cemas.  

Ia tahu, setiap bunyi dari atap, setiap retakan baru di tembok, bisa jadi awal dari runtuhnya seluruh dunia kecil yang ia pertahankan. Meski begitu, Ani tak pernah membiarkan anak-anaknya kehilangan senyum. Ia masih menyuapi mereka dengan kasih, masih menyelimuti mereka dengan lembut, seolah rumah itu masih berdiri sempurna. 

Hingga akhirnya, sebuah harapan datang. DT Peduli hadir di desanya melalui program Recycle House hunian ramah lingkungan yang dibangun untuk para penyintas bencana. Peresmiannya dilakukan pada Selasa (27/5/2025). 

Tidak hanya itu, rumah Ani akan didesain khusus agar bisa difungsikan juga sebagai warung kecil-kecilan. Untuk pertama kalinya, Ani tak hanya menerima bantuan, tapi juga kesempatan untuk bangkit dengan mandiri. 

Peletakan batu pertama sudah dilakukan. Di saat batu itu menyentuh tanah, Ani tahu, ini bukan hanya awal dari pembangunan rumah, tapi juga pembangunan kembali hidupnya. 

“Rumah ini bukan hanya tempat tinggal. Ini adalah ruang aman. Tempat anak-anak saya bisa tidur tanpa takut. Dan tempat saya bisa jualan dari teras sendiri, tanpa harus pergi jauh atau meninggalkan mereka,” kata Ani sambil menatap lahan kosong yang segera akan menjadi rumah barunya. 

Kini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Ani merasa masa depan ada. Rumahnya nanti tidak hanya berdiri kokoh di atas tanah yang dulu bergeser, tapi juga di atas fondasi kasih sayang, gotong royong, dan kepedulian yang nyata.  

Ia tidak lagi sendiri. Pada kayu pondasi, toho panel, dan bahan daur ulang, tertanam harapan baru yang tidak bisa retak karena dibangun dari kekuatan seorang ibu, dan dukungan dari hati banyak orang.  

Baca juga: DT Peduli Resmikan Recycle House untuk Penyintas Bencana Pergerakan Tanah Nyalindung 

Penulis: Gyn 

Editor: Agus ID 

Ditulis Oleh:

Administrator