Dipublish pada:
DTPEDULI.ORG | GAZA - Di tengah ketidakjelasan kondisi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, kehidupan di Gaza terus diwarnai ketegangan dan kekhawatiran.
Fase pertama gencatan senjata yang diharapkan membawa kedamaian, kini terancam buyar, menyisakan tanda tanya besar tentang masa depan.
Namun, di balik tembok-tembok rumah yang hancur dan jalanan yang berdebu, secercah harapan tetap menyala di hati anak-anak Gaza.
Di Masjid Daarut Tauhiid (DT) Gaza, suara lantunan ayat suci Al-Qur'an terus menggema. Anak-anak dengan wajah polos dan mata berbinar, tekun menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci, seolah mencari perlindungan dan kekuatan di tengah ketidakpastian.
Mereka adalah generasi Qur'ani, yang dengan gigih mempertahankan iman dan harapan, meski di tengah ancaman dan ketakutan.
Di sudut-sudut masjid inilah, bergantian santri putri di siang hari dan santri putra di sore hari khusyuk menikmati hafalan mereka. Wajah-wajah lugu itu memancarkan semangat yang luar biasa.
Bagi mereka, Al-Qur'an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga sahabat setia yang menemani di setiap detik kehidupan.
“Hari ini kami berada di majelis Al-Qur'an untuk kelompok para santriwati anak-anak. Hari ini, salah satu santriwati mengadakan lomba untuk para santriwati lainnya,” tutur Ustadzah Wafa, salah seorang musyrifah di Baitul Qur’an DT Gaza, Rabu (5/3/2025).
Aseel, seorang santriwati cilik dengan mata berbinar, memimpin teman-temannya dalam sebuah permainan unik.
Ia menuliskan potongan ayat-ayat dari juz Amma di atas kertas warna-warni, lalu mengajak teman-temannya untuk berlomba melengkapi ayat dan menyebutkan nama surahnya.
Suara lantunan ayat suci terdengar merdu, seolah menjadi penawar luka bagi jiwa-jiwa kecil yang terhimpit ketakutan.
Kertas-kertas berisi soal yang ditulisnya, menjadi sarana untuk melupakan sejenak kesedihan dan ketakutan. Senyum dan muraja’ah anak-anak pun menggema di ruangan sederhana itu, menciptakan momen kebersamaan dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Inisiatif Aseel adalah bukti nyata bahwa di tengah keterbatasan, kreativitas dan semangat anak-anak mampu menghadirkan kebahagiaan dan harapan.
Masjid DT Indonesia, yang dibangun atas cinta dan kepedulian rakyat Indonesia di tahun 2015 lalu, telah menjadi rumah kedua bagi anak-anak Gaza. Di sinilah mereka belajar, bermain, dan bermimpi tentang masa depan yang lebih baik.
Di sinilah pula mereka menemukan kekuatan untuk tetap tersenyum, meski dunia seolah runtuh di hadapan mereka.
Di tengah keterbatasan dan ancaman, anak-anak Gaza terus mengukir prestasi dalam menghafal Al-Qur'an.
Mereka adalah bukti nyata bahwa harapan tidak pernah padam, bahkan di tempat yang penuh konflik sekalipun. Mereka adalah generasi Qur'ani yang akan membangun kembali Gaza dengan iman dan ukhuwah Islamiyah.
Baca juga: Menegakkan Harapan di Tengah Puing dan Kegelapan Palestina
Penulis: F. Arif
Editor: Agus ID